Sales Essentials for Directors A – Q&A Guide
This is evergreen article. Last update : 21 Nov 2024
Jualan Itu Kayak Jualan Bakso, Enak Doang Nggak Cukup!
Bayangin kamu punya bakso yang enaknya nggak ketulungan. Kuahnya gurih, dagingnya juicy, ada menu iga lagi, yang nyobain langsung pengen ngambil kamu jadi anak angkat. Tapi… kamu jualannya di tengah hutan. Hutan Alas Purwo lagi. Siapa yang mau beli? Nah, ini masalah yang dialami banyak perusahaan software. Produk keren, tim hebat, tapi sales pipeline macet.
Mereka mikir, “Yang penting kita bikin aplikasi yang bagus, nanti orang datang sendiri.”
Tapi kenyataannya? Nggak ada yang datang. Kalau kamu cuma fokus bikin produk, tapi nggak ngerti cara jualan? Be prepare aja liat bisnis kamu jalan di tempat, atau worst lepasin tim yang baik berbakat.
Jualan itu bukan soal siapa yang paling jago bikin produk. Tapi siapa yang paling ngerti client.
“You only change what you understand. What you do not understand and are not aware of, you repress. You don’t change. But when you understand it, it changes.” –Anthony de Mello
Nah, di sini pengen nulis sedikit. Ini adalah panduan dari pengalaman saya jualan bertahun-tahun. Bukan kitab suci. Banyak orang lain yang lebih jago. Tapi kalau kamu main di bisnis software dan bingung mulai dari mana, cobain baca ini, siapa tahu ada yang nyantol.
Ini saya buat dalam format tanya-jawab, biar gampang. Bisa loncat-loncat ke bagian yang relevan. Dan saya usahain nulis ini seringan mungkin—karena jujur aja, dokumen sales biasanya garing kayak kerupuk kemarin sore.
Oh ya, ini format dokumennya. I hope I can make it easy for you to navigate.
1. Mendatangkan Client (Bikin Orang Datang ke Kamu, Bukan Sekadar Nungguin!)
- Organic Marketing–Gimana caranya bikin orang tahu kalau … bakso kamu yang lembut itu ada?
- Networking and Partnership–Apa perlu kamu cari teman buat dapet client?
- Outbound Sales–Boleh nggak aku gedor pintu kamu random malam-malam?
2. Mengconvert Client (Dari “Tertarik” Jadi “Mau Bayar”)
- Mindset–Wait… sales ada mindset-nya? Huh…
- Penampilan–Apakah boleh saya dandan?
- Proposal–Kayak gimana sih bikin proposal yang yahud?
- Handling Objection–Kenapa client selalu bilang “Nanti aja deh”?
- Closing–Gimana cara nutup deal biar nggak PHP-an?
3. Build to Learn (Biar Kamu Tau Apa yang Jalan dan Apa yang Nggak!)
- Tracking–Apa yang harus diukur biar nggak sekadar nebak-nebak?
- Iterasi–Gimana cara tau mana strategi yang harus ditinggalin?
- Scale–Kapan harus mulai scale up dan bawa tim lebih besar?
- Feedback Loop–Gimana cara ngecek apakah strategi ini beneran efektif?
4. Pengen Tambah Jago. Belajar Apa Aja?
- Buku–Buku apa aja yang wajib dibaca kalau mau jago jualan?
- Artikel–Ada artikel yang bisa bikin kamu melek sales lebih cepat?
- Person–Siapa aja orang yang bisa jadi panutan buat belajar jualan?
Langsung gaskeun! 🚀
*PS: Please note, artikel ini dibuat dengan asumsi kalau barang yang kamu jual itu valuable dan berguna. Ibarat makanan, atau bakso tadi, enak lah. Nah kalau baksonya gak enak? You have bigger problem my friend. Fix that one first, before selling. Product atau Service kamu harus oke dulu, or you’ll suffer in the short and long run.
Bagaimana Cara Mendatangkan Client
Inbound Marketing
Bang, Gak Punya Budget Iklan Nih. Gimana Dong?
xxxxxxxxxx
Bikin Konten yang Jawab Pertanyaan Client!
Client itu Google-in dulu sebelum beli. Kalau mereka cari “Gimana cara bikin aplikasi fintech murah?” dan artikel kamu yang muncul, boom! Kamu udah menang setengah jalan.
- Bangun Social Proof
Klien lebih percaya testimoni dari orang lain dibanding dari kamu sendiri. Tunjukin hasil kerja, bukan cuma omongan.
Networking and Partnership–Apa perlu kamu cari teman buat dapet client?
Pendeknya? Iya.
- Makin Banyak Kenalan, Makin Gampang Jualan
Ada teori yang bilang: bukan teman kamu yang bikin kamu berkembang, tapi temannya teman kamu. Jadi jangan cuma kenalan, kenalanin diri ke temannya kenalan kamu.
- Bantu Dulu, Jualan Belakangan
Jangan langsung nawarin jasa. Kasih insight, bantu network kamu dulu. Orang lebih gampang beli kalau udah merasa berutang budi.
Outbound Sales–Boleh nggak aku gedor pintu kamu random malam-malam?
Kalau kamu literally gedor pintu orang, bisa-bisa kena pasal. Tapi gedor pintu digital? Wajib hukumnya.
- Cold Email yang Gak Terlihat Kayak Spam
Kalau email kamu dibuka, berarti kamu udah menang separuh pertempuran. Kuncinya? Langsung to the point, jangan kebanyakan basa-basi.
- DM yang Bikin Client Bales
Jangan DM panjang kayak cerpen. Keep it short, jelas, dan kasih alasan kenapa mereka harus baca.
- Referral Itu Powerful
Client puas? Tanya mereka: “Ada orang lain yang bisa saya ajak ngobrol soal ini?” Simple, tapi powerful.
2. Mengconvert Client (Dari “Tertarik” Jadi “Mau Bayar”)
Mindset–Wait… sales ada mindset-nya? Huh…
Iya ada. Dan kalau kamu belum ngerti, mungkin itu alasan kamu susah closing.
- Jualan Itu Bukan “Maksa”, Tapi Bantu Client Paham Kenapa Mereka Butuh Kamu.
- Rejection Itu Normal. Kalau takut ditolak, mending jualan napas aja.
Penampilan–Apakah boleh saya dandan?
Boleh, malah wajib. Tapi jangan kayak mau pesta pernikahan.
- Baju: Uniqlo red label. Cukup mahal biar nggak keliatan murahan, cukup murah biar nggak keliatan sok kaya.
- Sepatu: Bersih lebih penting dari mahal.
- Jam: Pakai jam. Klien lebih percaya sama orang yang bisa lihat waktu.
- Tas: Jangan norak. Premium, bukan luxury.
Proposal–Kayak gimana sih bikin proposal yang yahud?
Bikin proposal tuh kayak bikin profil dating. Kalau template, pasti di-swipe left.
- Jangan Banyak Teori, Tunjukin Bukti
- Langsung ke Point: Problem–Solution–Result
- Kasih Pilihan, Jangan Cuma Satu Opsi
Handling Objection–Kenapa client selalu bilang “Nanti aja deh”?
Karena mereka nggak yakin. Tugas kamu? Bikin mereka yakin.
- Objection Harga: Kasih perbandingan biaya kalau mereka nggak pakai solusi kamu.
- Objection Timing: “Kalau nggak mulai sekarang, kira-kira kapan?” (Spoiler: Mereka bakal kejebak jawabannya sendiri.)
Closing–Gimana cara nutup deal biar nggak PHP-an?
Simple: Kasih alasan buat mereka gerak sekarang.
- FOMO: “Kita bisa mulai minggu ini, tapi slotnya tinggal 1.”
- Deadline: “Diskon ini cuma sampai Jumat.”
- Ajak Bayangin Masa Depan: “Kalau kita mulai sekarang, tiga bulan lagi kamu udah bisa pakai produknya.”
3. Build to Learn (Biar Kamu Tau Apa yang Jalan dan Apa yang Nggak!)
Tracking–Apa yang harus diukur biar nggak sekadar nebak-nebak?
Tebakan itu buat main kuis, bukan buat bisnis.
- Berapa Client Masuk Pipeline?
- Berapa yang Jadi Client Beneran?
- Mana Channel yang Paling Banyak Ngasih Lead?
Iterasi–Gimana cara tau mana strategi yang harus ditinggalin?
Coba, ukur, evaluasi, ulangi.
- Mana yang Beneran Ngasih Hasil? Lanjutin.
- Mana yang Nggak Berfungsi? Cut.
Scale–Kapan harus mulai scale up dan bawa tim lebih besar?
Kalau client udah kebanyakan sampe kamu susah nafas, itu waktunya.
- Otomatisasi yang Bisa Diotomatisasi
- Delegasikan yang Bisa Didelegasikan
Feedback Loop–Gimana cara ngecek apakah strategi ini beneran efektif?
Client nggak beli? Tanya kenapa.
Client puas? Tanya apa yang bikin puas.
- Dengerin Data, Bukan Ego
- Ubah Strategi Berdasarkan Realitas, Bukan Perasaan
4. Pengen Tambah Jago. Belajar Apa Aja?
Buku–Buku apa aja yang wajib dibaca kalau mau jago jualan?
- The Psychology of Selling–Brian Tracy
- Influence–Robert Cialdini
- SPIN Selling–Neil Rackham
Artikel–Ada artikel yang bisa bikin kamu melek sales lebih cepat?
- Blognya ahrefs.com buat SEO.
- Medium-nya SaaStr buat B2B sales.
- Ecommurz kalau mau belajar jualan digital dengan bahasa manusia.
Person–Siapa aja orang yang bisa jadi panutan buat belajar jualan?
- Alex Hormozi–Jago bikin bisnis scale.
- Gary Vaynerchuk–Kalau butuh motivasi + brutal honesty.
- David Ogilvy–Kalau mau belajar jualan lewat copywriting.
Kesimpulan: Jangan Cuma Baca, Action-in!
Jualan itu skill. Sama kayak naik sepeda, kalau nggak pernah praktek, ya bakal terus jatuh.
Jadi, jangan cuma baca, langsung coba.
Langsung gaskeun! 🚀